Journal Review #5
Manajemen Pengetahuan Medis di Sektor Industri Kesehatan
Jurnal oleh: B. Stroetmann, and A. Aisenbrey
Ulasan oleh: Maulana Ihsan (Teknik Industri UI 2015)
Pada tugas kelima mata
kuliah Sistem Informasi, saya akan mengulas paper berjudukan "Medical
Knowledge Management in Healthcare Industry" yang ditulis oleh B
Stroetmann dan A. Aisenbrey. Paper ini bertujuan untuk memberikan
saran berupa pendekatan manajemen pengetahuan yang sistematik dari Siemen
Healthcare untuk memfasilitasi akses informasi medis yang reliable dan
relevan. Siemens Healthcare adalah salah satu pemasok terbesar
untuk industri kesehatan dan trendsetter dalam terapi medis, diagnostik penyakit,
teknologi informasi medis, dan alat bantu dengar. Siemens menawarkan produk dan
solusi bagi pelanggannya secara keseluruhan mulai dari pencegahan dan deteksi
dini sampai diagnosis, perawatan dan aftercare
Dalam industri kesehatan, memiliki informasi yang benar di waktu
yang tepat merupakan tantangan yang sangat sulit dikarekanakan jumlah
pengetahuan yang terus berkembang. Dokter, administrator, manajer industri, dan
ilmuan sekarang sedang menghadapai pertumbuhan pengetahuan yang harus setiap
hari mereka akses, serap, dan manfaatkan. Volume pengetahuan medis meningkat
dua kali lipat setiap 17 tahun. Bidang penelitian baru, seperti
bionanoteknologi dan genetika, sedang tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa
[2]. Ada juga masalah berbagai format dimana informasi ada dan juga beragam
sumber informasi medis yang berbeda. Tidak mengherankan bahwa Manajemen
pengetahuan sangat menarik perhatian.
Saat ini, Industri kesehatan sedang mencoba untuk menjadi
sebuah Knowledge-Based community yang menghubungkan rumah
sakit, klinik, apoteker, dan pasien dalam membagikan pengetahuan, mengurangi
biaya administrasi, dan meng-improve kualitas industry kesehatan.
Keberhasilan industry kesehatan sangat tergantung pada pengumpulan, analisis,
dan pertukaran klinis, penagihan, dan pemanfaatan informasi atau pengetahuan di
dalam dan di luar organisasi.
Apasih
pentingnya pengetahuan itu?
Pengetahuan
telah menjadi topik hangat diskusi sejak awal mula filsafat lahir. Organisasi
yang sukses, menurut Dorothy Leonard dan Walter Swap di buku baru mereka,
bergantung pada orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memberikan
keunggulan tersendiri. Keahlian, ide, dan wawasan laten yang tersebar di
seluruh atau dalam organisasi harus digunakan untuk memperbaiki kinerja bisnis,
memulai pengembangan produk baru, atau memperbaiki kualitas keputusan melalui peer
advice.
Secara
keseluruhan, inti dari manajemen pengetahuan adalah untuk memastikan bahwa
pengetahuan hadir dalam sebuah organisasi diterapkan secara produktif untuk memberikan
manfaat bagi organisasi itu
Untuk peningkatan
kualitas Siemens Health, misalnya: deteksi dini predisposisi dan pencegahan
yang lebih efisien, diagnosis yang lebih cepat dan lebih spesifik, terapi yang
ditargetkan dan lebih efektif, lebih baik disesuaikan dengan status individu
dari perawatan berkualitas tinggi. Tekanan biaya menentukan peningkatan
efisiensi layanan kesehatan melalui penggambaran medis dan diagnostik
laboratorium yang inovatif serta melalui penggunaan IT yang canggih. Semua
orang yang terlibat dalam industri kesehatan dipanggil untuk mengembangkan
solusi berkelanjutan untuk memberikan perawatan optimal kepada pasien.
Transformasi membutuhkan kolaborasi dan tindakan yang lebih erat dari setiap
pemangku kepentingan.
Dengan
demikian, perawatan kesehatan memberikan kebutuhan untuk mulai melihat-lihat
berbagai segi perawatan ke dalam integrasi perawatan. Hal ini berarti memiliki
pendekatan tim terhadap obat-obatan yang dimungkinkan dengan melakukan
pengujian yang tepat, modalitas diagnostik dan terapeutik serta memiliki
teknologi informasi.
Gambar
1. Portfolio Siemens Healthcare selaras dengan tren jangka panjang dalam bidang
kesehatan
Pengetahuan
perlu dikelola secara aktif. Keahlian yang dibutuhkan sebagian besar karyawan
terkait dengan masalah ekonomi, bisnis atau teknis, sehingga pengetahuan medis
harus dikelola secara aktif. Pengelolaan kegiatan manajemen pengetahuan
dilakukan oleh tim pekerja "KM" yang secara langsung mengelola proses
KM operasional. Mereka bertujuan untuk meningkatkan penciptaan pengetahuan dan
proses berbagi dalam organisasi. Juga, tim mengkoordinasikan proses dasar
siklus hidup pengetahuan yang terdiri dari Identifikasi Kebutuhan Pengetahuan;
Penciptaan; Berbagi; Koleksi dan Penyimpanan, dan Pembaruan.
Gambar 2. Model
Siklus Hidup Pengetahuan
Dalam
mewujudkan manajemen pengetahuan, Siemens mendirikan Landasan Pusat Kompetensi
Klinis (CCC). Tujuan nya adalah untuk memberikan
akses dan bantuan langsung; misalnya untuk insinyur teknis, ilmuwan, perwakilan
penjualan, dan manajer yang tidak harus memiliki latar belakang medis. Pusat
Kompetensi Klinis hari ini berfokus pada Kardiologi, Onkologi dan Neurosciences
karena Penyakit Kardiovaskular (CVD), Kanker, dan Stroke adalah penyebab utama
kematian secara global dan menimbulkan beban ekonomi yang besar dalam sistem
kesehatan di seluruh dunia Melalui CCC, dokter ini secara teratur memantau
literatur medis ilmiah untuk mengidentifikasi tren baru, menulis untuk
publikasi pilihan dan jurnal medis internasional. Mereka menyebarkan temuan
penting dalam interval reguler di dalam organisasi misalnya melalui media
elektronik seperti "Journal Watch".
Gambar
3. Journal Watch
Karena
perawatan kesehatan adalah proses perubahan yang konstan, para dokter CCC juga
berlatih di rumah sakit untuk mengikuti kemajuan medis dan kemajuan dalam
spesialisasi mereka.
Untuk menjalankan manajemen pengetahuan ini, Pendidikan
kedokteran memainkan peran penting dalam industri kesehatan. Pembelajaran terus
menerus dan dorongan untuk keunggulan diperlukan untuk mencapai solusi terbaik
untuk perawatan pasien. Para ahli dari Pusat Kompetensi Klinik menyelenggarakan
kursus pendidikan reguler dan juga menciptakan pelatihan berbasis web klinis,
misalnya, Pelatihan Eksekutif Penjualan untuk Kardiologi, Elektrofisiologi,
Neurosciences, dan Onkologi. Antara lain, kurikulum mencakup penyakit atau
pertanyaan klinis yang paling penting, kunci utama klinis untuk pencitraan dan
terapi, aplikasi klinis, dan topik alur kerja. Dengan akses berbasis web
melalui Basis Pengetahuan Klinis, pelatihan dapat dengan mudah diatur dan
dijadwalkan ke dalam alur kerja sehari-hari. Setelah berhasil menyelesaikan
kursus, para peserta menerima sertifikasi mereka sendiri sebagai bukti
pembelajaran. Selain pelatihan berbasis web ini, karyawan juga memiliki
kemampuan untuk mengunjungi kelas-kelas pelatihan yang diatur dalam pengaturan
klinis. Peserta memiliki kesempatan unik untuk melihat prosedur hidup, mis.,
Dari lab EP atau ruang operasi.
Referensi
[1] N.
Wickramasinghe, E. Geisler, “Epistemetrics: Conceptial Domain and Applications
of Knowledge Management (KM) in Health Care.” PICMET '07. Portland
International Conference on Management of Engineering & Technology 2007,
pp. 1056-1061.
[2] N.
Wickramasinghe, “Building a Learning Healthcare Organization by Fostering
Organizational Learning through a Process Centric View of Knowledge
Management.” International Journal of Innovation and Learning, Vol.5, No
2/2008, pp. 201-216.
[3] K.
Metaxiotis, “Healthcare Knowledge Management. “Encyclopedia of Knowledge
Management, 2006, pp.204-210.
[4] R.
Bose, “Knowledge management-enabled health care management systems:
capabilities, infrastructure, and decision-support.” Expert Systems with
Applications, Vol.24, 2003, pp.59-71.
[5] A.
Hars, “ From publishing to knowledge networks: reinventing online knowledge
infrastructures” Springer, 2003.
[6] D.
Leonard, W. Swap, “Deep Smarts: How to Cultivate and Transfer Enduring Business
Wisdom ” Harvard Business School Press,
2005.
[7] T.H.
Davenport, L. Prusak, “Working knowledge: How organizations manage what they
know.” Harvard Business School Press,
1998.
[8]
J. Dang et al., “Process-Oriented Knowledge Sharing and Collaboration through
Semantic-Enabled Services.” Communications of SIWN, Vol. 7, May 2009, pp.14-22.
[9]
Siemens Medical Solutions USA, “ The Future of Care” Siemens 2010.
[10]
U. Frank, “Knowledge Management Systems: Essential Requirements and Generic
Design Patterns” Published in: W. W. Smari, N. Melab, K. Yetongnon, K. (Eds.)
“Proceedings of the International Symposium on Information Systems and
Engineering.” Las Vegas: CSREA Press
2001, pp. 114-121.
[11]
U. Frank, “Knowledge Management Systems: Essential Requirements and Generic
Design Patterns” Published in: W. W. Smari, N. Melab, K. Yetongnon, K. (Eds.)
“Proceedings of the International Symposium on Information Systems and
Engineering.” Las Vegas: CSREA Press
2001, p. 116.
[12]
K. Ergazakis, “Knowledge Management in Enterprises: a research agenda.”
Intelligent Systems in Accounting, Finance and Management, Vol.13, 2005,
pp.17-26.
Komentar
Posting Komentar